• Posted by : Unknown Jumat, Maret 21, 2014


    Bintang 'tertua' ini terletak sekitar enam tahun cahaya dari Bumi
    Sebuah tim yang dipimpin oleh astronom di Australian National University telah menemukan bintang tertua di alam semesta, yang terbentuk tak lama setelah Big Bang pada 13,7 miliar tahun yang lalu.
    Penemuan ini memungkinkan para astronom untuk pertama kalinya mempelajari susunan kimia dari bintang-bintang yang pertama terbentuk, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang seperti apakah alam semesta pada saat-saat awalnya.
    "Ini adalah pertama kalinya kami dapat secara pasti mengatakan bahwa kami telah menemukan sidik jari kimiawi dari sebuah bintang pertama," kata peneliti utama, Dr Stefan Keller dari Sekolah Riset Astronomi dan Astrofisika ANU.
    "Ini adalah salah satu langkah pertama dalam memahami seperti apakah bintang pertama itu. Bintang ini telah memungkinkan kita untuk merekam sidik jari dari bintang-bintang pertama."

    Dr. Stefan keller dan Teleskop SkyMapper
    Bintang ini ditemukan menggunakan teleskop ANU SkyMapper di Siding Spring Observatory, yang sedang mencari bintang tua karena saat ini sedang melakukan sebuah proyek lima tahunan untuk membuat peta digital pertama dari langit selatan.
    Bintang tua ini berjarak sekitar 6.000 tahun cahaya dari Bumi, yang Dr Keller katakan 'relatif dekat' dari ukuran astronomi. Bintang ini adalah salah satu dari 60 juta bintang yang difoto oleh SkyMapper pada tahun pertamanya.
    "Bintang-bintang yang kita temukan adalah satu di antara sejuta," kata anggota tim Profesor Mike Bessell, yang bekerja dengan Keller pada penelitian.
    "Mencari jarum di tumpukan jerami seperti ini dimungkinkan berkat teleskop ANU SkyMapper yang unik dalam kemampuannya untuk menemukan bintang-bintang dengan zat besi yang rendah berdasarkan warna mereka."
    Dr Keller dan Profesor Bessell mengkonfirmasikan penemuan ini menggunakan teleskop Magellan di Chile. Komposisi bintang yang baru ditemukan menunjukkan bahwa bintang ini terbentuk setelah bintang primordial, yang memiliki massa 60 kali dari matahari kita.
    "Untuk menciptakan bintang seperti matahari kita, Anda harus mengambil bahan dasar hidrogen dan helium dari The Big Bang dan menambahkan sejumlah besar zat besi - setara dengan sekitar 1.000 kali massa Bumi," kata Dr Keller.
    "Untuk membuat bintang tua ini, Anda tidak memerlukan lebih dari sebuah asteroid besi seukuran Australia dan banyak karbon. Ini adalah susunan yang sangat berbeda yang memberitahu kita banyak hal tentang sifat bintang pertama dan bagaimana mereka mati."
    Dr Keller mengatakan, sebelumnya pernah terpikirkan bahwa bintang primordial mati dalam ledakan yang sangat keras yang mencemari sejumlah volume besar ruang angkasa dengan besi. Tapi bintang tua ini menunjukkan tanda-tanda polusi dengan unsur-unsur ringan seperti karbon dan magnesium, dan tidak ada tanda-tanda polusi dengan besi.
    "Hal ini menunjukkan ledakan supernova bintang primordial ternyata memiki energi cukup rendah. Meskipun cukup untuk menghancurkan bintang primordial, hampir semua elemen berat seperti besi, dikonsumsi oleh black hole yang terbentuk di pusat ledakan," katanya.


    Sumber: http://www.sciencedaily.com/
                 http://nationalgeographic.co.id/

    Leave a Reply

    Berikan jejak anda berupa saran dan komentar yang membangun, jangan berkomentar berupa flame, spam, flood, dan komentar-komentar yang mengandung unsur SARA (SUKU, AGAMA, RAS, ANTAR ANGGOTA)

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments



  • Copyright © 2013 - Hyperdimension Neptunia

    D'Lvcyver Class Studio - Powered by NJSG WHILLY - Designed by Johanes Djogan and AZZALLE-SAMA