Posted by : Unknown
Sabtu, Februari 01, 2014
Budaya membungkuk di Jepang ini disebut dengan お辞儀 (ojigi).
Alasan membungkuk dan menundukkan kepala di Jepang dapat digunakan sebagai salam, perkenalan, menunjukkan rasa hormat atau permintaan maaf. Terdapat beberapa jenis membungkuk di Jepang yang akan berguna.
1. Salam
Adalah hal yang umum untuk memberi sekitar 10° anggukan kepala dan bahu untuk memberi salam pada seorang teman. Ini juga berlaku saat kita mengucapkan selamat tinggal.
2. Perkenalan
Baik perkenalan formal maupun santai diharapkan untuk membungkuk sekitar 30 ° menggunakan tubuh bagian atas.
Setelah bertukar kartu nama, membungkuklah sekitar 1 detik atau lebih. Jangan melakukan kontak mata karena akan dianggap tidak sopan, serta perhatikan jarak Anda sehingga tidak terjadi benturan kepala (hal itu sering terjadi).
Jika orang yang Anda temui sangat penting, membungkuklah sedalam 45°. Jangan membungkuk dan berjabat tangan pada saat yang bersamaan.
3. Membungkuk Atas Rasa Hormat
Membungkuk adalah ekspresi kerendahan hati. Hal itu selalu berarti menunjukkan rasa hormat kita kepada pihak lain.
4. Membungkuk Untuk Sportivitas
Membungkuk atas rasa hormat lainnya adalah membungkuk antar lawan sebelum pertandingan olahraga.
5. Membungkuk Untuk Urusan Agama
Adalah hal yang umum untuk membungkuk kepada para dewa di kuil Shinto.
Tidak jauh berbeda dengan tata cara umat Islam dalam menjalankan shollat, ada rukuk dan sujudnya.
6. Membungkuk Dalam Seni Bela Diri
Seni bela diri Jepang memiliki kaidah mereka sendiri dalam hal membungkuk. Membungkuk dimaksudkan untuk memberi hormat kepada sensei (guru).
Merupakan hal yang sangat penting juga untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan kita.
7. Membungkuk Pada Pelanggan
Di Jepang, pelanggan/customer dianggap dewa (semacam itu).
Misalnya saat pelanggan datang.
8. Membungkuk Sebagai Rasa Terima Kasih
Jika seseorang mempersilakan kita menyalip jalan mereka, suatu hal yang umum untuk membungkuk kecil menggunakan kepala sebagai tanda terima kasih. Bahkan umum untuk pengendara mobil saling membungkuk untuk sedikit kesopanan.
Pada pernikahan Jepang suatu hal yang umum untuk pengantin wanita untuk memberikan kata-kata sambutan yang menyentuh kepada orang tuanya – untuk mengucapkan terima kasih atas seluruh dukungan mereka selama ini.
9. Membungkuk Pada Pertunjukan
Seperti halnya di negara lain, hal yang umum dilakukan oleh para performer untuk membungkuk sebagai respon dari tepuk tangan yang diberikan untuknya, dan biasanya mereka membungkuk kecil.
10. Permintaan Maaf Ringan
Untuk permintaan maaf ringan kita membungkuk dengan kepala 10 °. Hal ini dapat digunakan jika kita bersenggolan dengan orang asing atau saat kita menyebabkan ketidaknyamanan kecil kepada seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang menahan pintu lift untuk kita. Katakanlah sumimasen (permisi atau maaf).
11. Permintaan Maaf Biasa
Jika atasan kita marah karena kita sudah melakukan kesalahan, lakukanlah membungkuk 45 ° dengan tubuh bagian atas. Tahan selama 5 detik. Katakanlah sumimasen deshita (aku minta maaf atas apa yang telah kulakukan).
12. Permintaan Maaf Serius
Misalnya kita melakukan kesalahan yang serius, kita sebaiknya meminta maaf dengan membungkuk 45 ° dengan tubuh bagian atas dalam waktu yang agak lama, biasanya selama 15 hingga 20 detik. Katakanlah moushiwake gozaimasen deshita (aku sangat menyesal atas apa yang telah kulakukan).
13. Permintaan Maaf Dengan Panik
Misalnya kita menabrak seseorang di jalan dan menyebabkan kerugian dan kekesalannya, kita membungkuk sedalam ° 45 secara berulang kali untuk menunjukkan betapa menyesalnya kita.
Ulangi kata-kata moushiwake gozaimasen (aku sangat menyesal) setiap kali kita membungkuk.
Ini juga adalah cara orang-orang meminta maaf kepada yakuza dalam film-film di anime juga.
14. Permintaan Maaf Sangat Serius
Misalnya kita telah melakukan kejahatan serius dan kita meminta maaf kepada para korban.
Kita akan membungkuk dengan posisi berlutut. Katakanlah makoto ni moushiwake gozaimasen deshita (aku meminta maaf dengan tulus atas apa yang aku lakukan).
Ada dua jenis ojigi :
1. Ritsurei (立礼) yaitu ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan.
2. Zarei (座礼). adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk.
Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3, semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan:
1. Saikeirei (最敬礼), adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih
2. Keirei (敬礼), yaitu badan dibungkukkan sekitar 30-45 derajat
3. Eshaku (会釈), adalah membungkukkan badan sekitar 15-30 derajat
Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam.
Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia datang ke Jepang atau baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat
Tata cara ojigi ::
Berdiri dengan sikap sempurna seperti dalam baris berbaris di hadapan orang/sekelompok orang atau benda, kemudian tundukkan/condongkan tubuh mulai dari pinggang ke atas sehingga dapat ditarik garis lurus mulai dari kepala hingga pinggang secara horisontal
Lakukanlah berulang-ulang untuk dapat menghayati orang Jepang melakukannya.
SUMBER:: GOOGLE + Buku 1001 Tentang Jepang Oke.. Saya rasa sekian dulu pembahasan tentang budaya jepang bagian pertama, OJIGI. Semoga Bermanfaat ^_^
Sampai jumpa kembali di postingan berikutnya.
Related Posts :
budaya